Nama saya Kezia, dr Jakarta.
Gejala autoimune seperti nyeri sendi, sulit menelan dan mata kering sudah dirasakan sejak usia TK namun saat itu belum jelas diagnosa, seiring berjalannya waktu dg aktifitas semakin banyak sampai tahun 2012 sering mendadak pingsan, masuk RS, lebam-lebam, bengkak sebadan, nyeri sampai tidak bisa bangun namun diagnosa belum juga jelas.
Lelah mondar mandir masuk RS, salah obat dan justru semakin parah sampai akhirnya di th 2016 baru divonis kena sjogren syndrome selain itu ada masalah tarlov (kista di tulang ekor) akibat sering terbentur ketika saya mendadak drop di tempat tak terduga spt tangga. Keadaan saya sangat buruk,tidak bisa disentuh bahkan sempat mati rasa dan lumpuh bahkan dokter berkata kemungkinan untuk berjalan lagi sangatlah kecil. Darisitu saya caritau cara pengobatan alami karena secara medis katanya belum ada obat penyembuhannya.
Banyak baca, belajar dan cari info khirnya ketemu dengan komunitas pimpinan mba mariza dengan 5 pilar LDHS (lima dasar hidup sehat) join grup WA dan jadi banyak belajar.
Pekerjaan tidak bisa sama seperti dulu namun jika dibandingkan dengan yang dulu sekarang malah lebih produktif. Punya usaha online, mengajar, dan sudah menerbitkan buku berjudul fighting spirit.
Kegiatan sekarang jualan online, mengajar, promo buku dan jadi pembicara untuk beberapa acara. Dengan disiplin LDHS 4 bulan sangat mengubah keadaan saya menjadi lebih sehat, lebih berenergy ga gampang lemas, Kulit tidak kering seperti dulu. Dengan ber LDHS membuat sjogren syndrome survivor spt saya kelihatan seperti orang normal, memang belum sempurna, namun sudah jauh lebih baik dibanding yg dulu.
Obat autoimmune sudah lepas semua tinggal vitamin. Untuk tarlov masih ada 2 obat yang sifatnya hanya untuk berjaga-jaga tidak rutin tiap hari dIminum.
Terimakasih mba Mariza, trimakasih teman-teman LDHS, Ayo semuanya lebih semangat dan giat lagi dalam menjalankan LDHS ya…
-kezia yamamoto-
Florencia Timothy Dewantoro. Lahir pada tanggal 09 April 2008 adalah putri pertama pemberian Tuhan melalui operasi Caesar di RS Reksa Waluya Mojokerto. Belum genap satu tahun ketika beberapa penyakit seperti ISPA dan diare mengharuskan si kecil menginap di rumah sakit tempat kami bekerja. Ya, kami berdua bekerja di sebuah rumah sakit swasta di kota tercinta Mojokerto ini. Tahun-tahun berikutnya berjalan. Setiap kali terserang batuk pilek, setiap kali pula putri kami harus dihajar dengan berbagai obat untuk menyembuhkannya. Hampir setiap 2 atau 3 bulan sekali batuk
pilek menghampiri.
Tahun demi tahun berlalu. Kami merasa sangat kesulitan dalam hal pemberian nutrisi bagi dia. Susah sekali jika disuruh makan dan pola makan sering tidak teratur. Karena begitu sulitnya makan, kami memberikan makanan hanya apa yang dia sukai tanpa memperhatikan kandungan gizinya.
Makanan siap saji dan bahkan sering tanpa sayur dan buah kami sajikan. Hingga menjelang penghujung tahun 2015. Berat badan hanya 14 kg namun kondisi fisik mulai terjaga.
Bulan November 2015, putri kami mulai mengikuti kegiatan Natal di Sekolah dan di Gereja. Berlatih hampir setiap 2 hari sekali membuat fisiknya terkuras. Namun karena dia sangat ingin berpartisipasi dalam acara Natal, maka kami tetap mendukungnya. Puji Tuhan semua acara dapat dilalui dengan sukses dan dia sangat senang sekali. Sukacita Natal begitu terasa saat itu.
Di akhir Desember 2015 kami mulai melihat sedikit keanehan pada fisiknya. Secara tidak sengaja kami melihat beberapa lebam muncul pada lengannya. Dugaan kami dia terbentur meja atau sesuatu yang lain. Karena tidak ada keluhan apapun maka kami biarkan.
Januari 2016 pun tiba. Kami melihat lebam-lebam kembali muncul. Kali ini di daerah tulang betis dan cukup banyak. Kamipun berinisiatif membawa putri kami ke dokter tempat kami bekerja. Dokter menyarankan tes darah terlebih dahulu. Setelah hasil tes mucul, sebelum dokter memberitahu diagnosanya, tiba-tiba kami diinformasikan bahwa Florencia harus opname karena trombositnya tinggal 40.000. Kami kaget mendengar hal itu. Secara fisik dia baik-baik saja, tidak mengeluh apapun bahkan masih sangat aktif di sekolah.
Kerena kurangnya pengetahuan kami akhirnya kami bersedia dia dirawat inap. 10 menit setelah masuk kamar, teman-teman perawat beserta dokter masuk bergantian ke kamar dengan wajah iba dan mengatakan ‘sabar ya mbak, mas..’
Kami berusaha menguasai keadaan karena kami tahu penyakitnya bukan DHF. Tidak mungkin karena kondisinya sangat fit dan aktif.
Dan kami semakin bingung ketika dokter umum berkata bahwa diagnosanya adalah suspect ITP.
Apa itu ITP?? Baru pertama kali mendengar istilah itu. Tidak pernah ada dokter yang membuat diagonsa ITP selama kami bekerja di rumah sakit.
Hampir 2 minggu dirawat hanya untuk menunggu trombosit naik. Saat dokter Spesialis Anak melakukan visite, beliau memberikan obat methyl prednisole. Kami memberikan obat itu satu kali dan keesokan harinya tes darah menunjukkan peningkatan 96.000. Kami girang luar biasa. Tapi seorang teman dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter Spesialis Anak di Surabaya.
Dengan infus menancap, kami segera membawanya ke dr. Ugrasena, Sp.A di alamat praktek rumah di daerah Waru, Sidoarjo.
Tiba disana dengan membawa catatan medisnya, beliau dengan nada sedikit kesal mengatakan bahwa kondisi ITP tidak perlu diinfus apalagi minum obat. Kalau tidak ada pendarahan tidak perlu pengobatan apapun, tandasnya. Saat itu juga infus segera kami lepas. Beliau mengatakan bahwa dengan hidup sehat, pola makan bergizi seimbang dan menjaga kondisi badan tidak terlalu capek, maka ITP bisa terkontrol. Methyl prednisole tidak pernah kami minumkan lagi. Kami sangat berterima kasih menjumpai dokter dengan hati nurani yang luar biasa.
Hari-hari selanjutnya kami belum berani membawanya untuk bersekolah kembali. Hampir 1 bulan kami intensifkan untuk menjaga kondisi sambil menunggu lebam-lebam itu hilang.
Sembari menunggu, kami berusaha belajar mengenai ITP. Searching di Website akhirnya menemukan http://smilewithitp.org. Berkenalan dengan Mbak Marsiza dan Mbak Endang untuk pertama kali, kami menemukan semangat hidup kembali. Hidup tanpa obat, melakukan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS) setiap hari. Kami memulainya dengan melakukan Pilar yang pertama yaitu Gaya Hidup Sehat. Merubah pola makan dan Puji Tuhan putri kami sedikitpun tidak pernah mengeluh. Nafsu makan malah semakin meningkat. Kami mulai mengajarkan kepadanya tentang ITP dan LDHS, jenis kegiatan/ permainan yang boleh dilakukan di sekolah dan di rumah dan sebagainya. Penerapan lima pilar memang belum bisa kami jalankan seutuhnya. Hingga catatan ini selesai kami tulis kami terus belajar dan juga aktif menginformasikan ke teman-teman di lingkungan rumah sakit tentang ITP dan LDHS.
Sekarang Florencia hampir tidak pernah bapil, setiap pagi meminum the remedy untuk menjaga kondisinya dan lebam-lebampun sangat jarang muncul. Dan satu lagi, prestasi di sekolah semakin meningkat pula. Terima kasih untuk sahabat-sahabat LDHS family, Tuhan memberkati pelayanan kalian.
Halo teman – teman terkasih,
Perkenalkan saya Ervi Lie, usia 42 th.
Di sini saya ingin sekali berbagi kisah dg kalian semua.
Berawal dr kesalahan diagnosa seorang dokter internist, kini saya hrs hidup bersama Autoimun seumur hidup saya. Saya terdiagnosa Autoimun pd April 2016.
Diawali dg benjolan kecil sebesar kacang di leher belakang sebelah kanan, saya memutuskan utk memeriksa ke seorang dokter internist. Dari hasil test darah IGRA, dokter menyatakan bahwa saya terkena tbc kelenjar, tanpa melakukan biopsi terlebih dahulu ( pdhal saya sdh bilang kpd dokter tsb, biasanya utk memastikan hrs dg biopsi, tetapi dokter tsb jawab tidak perlu biopsi krn test IGRA positif ).
Akhirnya saya diresepi obat tbc ( rimstar ) dan obat asam urat ( zyloric ), krn dokter menyatakan apabila konsumsi rimstar akan menaikkan asam urat.Setelah hampir 2 bulan saya mengonsumsi obat tsb, gejala yg timbul adalah badan saya penuh bercak merah sebadan, panas tinggi 42 – 43 nonstop selama 13 hari ( 24 jam x 13 hari ), tidak dpt makan minum sedikitpun, tidak dpt berjalan, dan nafas harus dg bantuan oksigen.
Pada hari ke – 13, saya kolaps, tidak dpt bernafas selama 1/2 jam.Melihat keadaan saya semakin parah, akhirnya suami saya memutuskan utk memindahkan saya ke Rumah Sakit lain. Singkat cerita, setelah dipindahkan, Team dokter yg menangani saya melakukan test darah secara keseluruhan. Berbagai macam test saya lakukan, test darah Ana, Ana Lanjutan, dll termasuk biopsi. Setelah dirawat selama seminggu oleh Prof Dr yg menangani saya , akhirnya saya dinyatakan terkena Autoimun jenis Sjogrens Syndrome, dan hasil biopsi menyatakan saya tidak terkena tbc kelenjar. Sungguh saya sangat terkejut dan down sekali, tidak tahu hrs berbuat apa. Dunia seakan tidak berpihak kpd saya, Mengapa hrs saya ? Mengapa hrs Autoimun ? Prof Dr yg menangani saya menyatakan bahwa krn terpicu dr kesalahan diagnosa dan obat, sehingga terpiculah Autoimun pd tubuh saya.
Saya mencari informasi mengenai penyakit ini. Saya tahu penyakit ini belum ada obatnya utk sembuh total. Berusaha dan terus berusaha, hingga akhirnya dlm keputusasaan saya mendapatkan nomor kontak Mbak Marisza pd bulan Agustus 2016. Mbak Marisza langsung memasukkan saya ke dlm komunitas pembelajar yg bernama Keluarga LDHS. Di situlah saya mengenal apa itu LDHS ( Lima Dasar Hidup Sehat ).
Dengan keyakinan yg kuat, akhirnya saya memutuskan utk Disiplin LDHS. Dengan Pantangan Utama 5 P ( perasa, pengaroma/penyedap, pewarna, pengawet, produk rekayasa genetik ) juga Nightshade Plants ( jenis Solonaceae ) serta daging hewan kaki 4.
Dalam LDHS terdiri dr 5 pilar ( gaya hidup sehat, aktif mandiri, pengendalian stress, terus belajar, dan hidup positif ). Untuk mengurangi rasa pegal2, linu, nyeri sendi, saya sangat terbantu dg minuman2 sehat LDHS yaitu Remedy, Aserehe, dan Yellow Fever.
Dg jadwal LDHS teratur, dr awal membuka mata hingga malam hari, LDHS sangat membantu sekali.
Setelah Disiplin ber LDHS, dlm waktu singkat, sekitar 3 bulan, saya mencapai Remisi Obat, hingga kini saya hanya mengonsumsi vitamin2 saja.
Sungguh jauh sekali perbedaan yg saya terima setelah ber LDHS. Kini saya dpt beraktifitas kembali, dan keluhan2 yg saya rasakan jauh berkurang, saya dpt berjalan kembali, yg sebelumnya hampir 2 bulan saya hrs dibantu kursi roda.
Besar Harapan saya, utk menggapai teman2 semua utk lebih lagi meningkatkan kesadaran akan ber LDHS.
Jangan berputus asa, hari esok masih panjang di depan kita utk menggapai semua impian.
Kini saya sudah berDamai dg penyakit saya Autoimun.
Mari Langkahkan Kaki Maju Bersama, Rentangkan Tangan Dalam Kehangatan.
Anda tidak sendiri, Kamu tidak sendiri, Saya pun tidak sendiri.
Terima kasih LDHS,
Terima kasih Mbak Marisza,
Salam Sehat Selalu,
Ervi Lie
*AKU, AUTOIMUN & LDHS*
Oleh : Nellyani Oktariana
Ini cerita Saya dengan Autoimun.. sebelum nya saya perkenalkan diri terlebih dahulu.. Nama Saya Nellyani Oktariana ibu dari dua orang putri berusia 6 dan 4 tahun.. cerita saya dengan Autoimun ternyata bukan dimulai dari tegak diagnosa dokter Mei 2016.. akan tetapi jika merunut dari gejala yg saya derita.. tanda2 itu muncul sejak saya masih balita.. Mimisan, memar2, alergi sering saya alami.. akan tetapi akibat ketidak tahuan orang tua.. itu dianggap lumrah terjadi pada anak.. anak..
Ketika saya SMP saya sempat mengalami kecelakan yg menyebabkan tulang panggul saya retak.. engsel paha copot dan tempurung lutut bergeser.. pengobatan seperti biasa kedokter.. rumah sakit tanpa mengetahui efek kecelakaan ini kedepan nya bisa membawa dampak yg dahsyat dalam hidup saya ..
Kehidupan SMA saya jalankan normal.. walau masih mimisan.. rambut rontok.. memar2 g jelas.. pingsan jika kecapean.. dan alergi yg muncul sesekali.. menstruasi saya juga tidak teratur sejak mendapat haid pertama kali ..
Waktu kuliah saya tinggal berjauhan dari orang tua.. mereka di Bandar Lampung dan Saya Kost di Depok Jawa Barat.. saya mendapat kesempatan untuk kuliah di UI melalui jalur Undangan.. saya senang sekali rasanya pada waktu itu.. mimpi2 saya mulai terbuka jalan nya.. namun ternyata Tuhan memang selalu punya jalan lain buat saya.. sejak kuliah gejala2 sejak kecil muncul lebih sering.. menstruasi saya tambah kacau.. sakit bisa sampai pingsan jika sedang haid.. ditambah nyeri panggul dan sendi yg sering menghambat aktifitas perkuliahan saya.. pada saat itu semua saya pendam sendirii.. saya tidak memberitahukan kondisi saya kepada siapapun termasuk kedua orang tua saya.. saya tidak mau orang lain kasihan kepada saya.. saya tidak mau orang tua saya khawatir.. setiap masalah yg saya hadapi.. saya simpan sendiri..
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Rumah sakit.. konsultasi ke dokter kandungan dan bedah orthopedi serta dokter kulit untuk gejala2 yg timbul.. sampai diminta untuk ke RSCM agar lebih akurat apa sih sakit saya itu.. bolak balik RSCM sendirian.. masih gadis.. dan tiba2 dokter2 dsana menguatkan diagnosa dokter2 sebelum nya.. saya menderita penyakit Poly Cysty Ovary Syndrom yaitu ganguan hormonal.. remuk panggul yg makin parah.. sampai2 dokter menyarankan saya menikah muda.. karena saya didiagnosa susah punya anak.. akan lumpuh dan tidak bisa berjalan jika memaksakan hamil.. jika hamil dan melahirkan harus ceasar dan taruhan nyawa saya lebih besar jika memaksakan .. sempat terpuruk.. tapi saya kemudian Denial.. saya waktu itu berfikir.. dokter itu manusia saya masih punya Tuhan yg bisa saya mintai pertolongan. Pokoknya saya g mau terlihat sakit.. saya tangguh.. saya Nelly yg Mandiri dan tegar.. sikap saya yg menyimpan semua masalah saya sendiri ini juga ternyata memiliki efek yg dahsyat yg menjadi BOM Waktu nanti nya..
Sewaktu kuliah saya juga sempat hampir mengalami pelecehan seksual dari opnum aparat .. masalah ini bergulir di pengadilan.. dan sebenarnya secara tidak sadar menyebabkan trauma yg cukup mendalam bagi hidup saya.
Singkat cerita.. saya kemudian menikah di umur 24 tahun .. hamil saya jalani normal tidak seperti prediksi dokter.. saya bahagia.. tidak ada pikiran sama sekali kalau saya akan kenapa2.. melahirkan anak pertama saya melalui operasi ceasar.. dan ketika operasi saya sempat mengalami Gagal Nafas.. dan lagi2 saya tidak sensitif dengan tubuh saya.. sehabis melahirkan.. alergi saya muncul lagi.. punggung melepuh parah.. blum lagi baby blues (saya g tau kalo waktu itu baby blues).. rasanya kok mau mati .. sakit .. sehat sebentar kambuh lagi.. melepuh punggung sembuh.. naik ke leher.. sembuh .. menjadi scalp di kepala sampai sekarang.
Bolak balik dokter sudah menjadi rutinitas saya.
Dua tahun kemudian saya hamil lagi anak kedua.. disini dokter kandungan saya melihat ada yg aneh.. tapi g tau apa.. saya caesar maju dari jadwal dan sampai 4.5 jam di meja operasi , Dokter saya saat itu sampai bilang.. ini operasi terlama saya loh Bu.. kalo mau hamil lagi.. periksa kesaya ya, Sakit dikulit saya tambah parah, Kedokter kulit sembuh habis obat muncul lagi, Sampai suatu saat.. anak pertama saya mulai mengalami gejala yg sama denngan saya derita waktu kecil, Bolak balik dokter tiap bulan sehat sebentar kambuh lagi begitu terus, Anak saya akhirnya di rujuk ke dokter alergi imunologi.. disitulah tabir mulai terbuka Oleh dokter Nia.. riwayat sakit saya dan suami juga di periksa Ketika itu.. melihat klinis saya.. dokter Nia langsung bilang bahwa saya bukan mengidap alergi melainkan Autoimun Jenis Psoriasis dan saya di minta untuk lab dll.. saya waktu itu mengabaikan karena saya fokus kesehatan anak saya.
Bom waktu meledak ketika April 2016 saya tidak bisa mendengar mendadak, Saya panik, Depresi.. Sebelum nya.. saya memang sudah mengalami gejala2 Autoimun.. metabolisme terbalik.. demam g jelas.. lemes tiba2.. sakit sendi dan tulang.. rontok rambut .. tremor .. sakit kepala hebat.. gatal2.. mata merah.. kulit kering dll.. sampai saya halusinasi parah sering mendenngar suara suara g jelas .. bahkan ada yg menyuruh saya bunuh diri menabrakan dirii di kereta yg sedang melaju itu saya alami selama Tahun 2015, ini masa terkelam menurut saya selama hidup.
Saya akhirnya memutuskan untuk segera ke dokter Autoimun.. lab.. akhirnya tegak diagnosa Autoimun saya Sekaligus 4 jenis.. Sjogren Syndrom.. Hyper IgE Syndrom.. SLE dan Psoriasis.. saat itu saya benci sekali kepada Tuhan, Kenapa sih lagi2 saya dikasih sakit, Ibarat mesin.. tubuh saya ini udah bener2 bobrok, Ditambah obat2 an yg membuat mood saya tambah kacau.
Dan Tuhan itu memang selalu sayang dengan saya.. disaat saya marah kepada Tuhan.. Tuhan selalu penuh kasih merangkul saya… saya dipertemukan dengan teman2 sesama Autoimun yg positif.. dan selalu mengajarkan saya hal2 positif agar saya kembali positif dan sehat.. saya berkenalan dengan Mbak MC.. melalui LDHS nya itu membantu progress saya dengan cepat.. bergabung dengan teman2 di MCF itu membuat saya semangat sekali menjemput remisi.. berkenalan dengan Mami J.. yg saya repotin nanya ini itu.. dan penuh kasih berbagi pengalaman dan ilmu.. dengan teman2 AWs yg semangat nya bersama meraih remisi luar biasa.. melalui kalian saya bertranformasi radikal.. saya hiduup sehat.. saya belajar management stress.. saya bertemu dengan relawan2 hebat lainnya yg tidak bisa saya sebutkan satu 😭
😭
😭
Okt 2016 saya sudah tidak minum obat2 lagi.. saya juga sudah bisa aktifitas keluar rumah.. hidup saya sekarang saya isi untuk hal2 yg berguna.. bahkan dalam sujud2 saya kepada Tuhan.. saya selalu berdoa.. Terima kasih Tuhan.. terima kasih.. saya jadikan sisa umur saya didunia menjadi orang yg berguna bagi diri saya sendiri.. keluarga dan masyarakat luas. Saya siap sedia menjadi relawan bagi temen2 diluar sana yg membutuhkan saya.. Berbagi ilmu dan pengalaman, Saya bisa.. saya sudah sampai pada tahap ini.. Dan saya mau hidup saya ke depan adalah hidup yg berguna dan berarti bagi sesama.
Saya (sebelah kanan pada foto), didampingi Ervi Lie (sebelah kiri). Kami berdua sukses Remisi Obat.. sekarang kami berdua juga menjadi pengurus dari Komunitas Autoimun Sjogrens Syndrom Indonesia.. diagnosa kami hampir bersamaan.. remisi kami juga hampir berbarengan.. semua berkat LDHS.. Kami berdua sepakat.. kami tidak mau lagi mengalami Kondisi Tahun 2016.. kemana2.. kami g pernah janjian.. tapi selalu sehati.. bawa makanan.. minuman.. bekal dari rumah masih2.. suka ketawa2 kalo ketemu..
Bahagia itu saat membuka amplop tanpa rasa deg-deg an lagi dan melihat angka si nakal trombosit sudah jinak selalu nangkring di posisi cantik, terus bertahan di situ ya baby aku cinta kamu 😘
😘.
Jika di lihat kebelakang si nakal ini pernah terjun bebas sampai nol, dia bahkan sangat nakal sekali tidak mau nurut sama yang punya badan, seringkali dia malah unjuk gigi memamerkan kehebatannya dengan muncul dikulit sok pamer kecantikan berwarna ungu di badan, bahkan sering juga bikin drama mimisan dan gusi berdarah yang punya badan.
Semakin paksain dia naik dengan obat-obatan dia pun terpaksa nurut buat naik tapi setelah itu dia malah semakin ngelunjak terjun bebas seperti anak-anak yang caper (cari perhatian)
Caper drama mimisan sana sini, memar sana sini, ah mau nya kamu apa seh…
Ya sudahlah terserah kamu mau nya apa, aku hanya mau jalanin hidup ini dengan gembira,
Berapapun angka mu, kamu marah pamer memar, terserah kamu d mau nakal seperti apa, aku hanya butuh kamu buat menutup luka jika terbuka, dan aku pun sudah bisa tahu saat kamu lagi manja cantik pamer memar itu artinya badan ini dah harus kudu istirahat dan bermanja cuantik ala inces Syarini.
Hidup ku harus tetap berjalan berapapun nilai mu, Dan aku harus kuat untuk hidup berapapun nilai mu.
Ternyata selama ini aku salah menilaimu nakal kenyataan kamu nakal hanya mencari perhatian, saat kita berdua sepakat berdamai untuk saling mencintai, tubuhku terima kamu apa adanya, dan kamu terima tubuhku apa adanya, dan aku tahu kamu pun berusaha untuk bertahan kuat di tubuh ku yang punya imun lebay dan hiperakhif menyakiti dirimu.
kita sehati sejiwa saling mendukung aku tidak menyakiti dirimu lagi dengan paksain obat biar kamu naik, aku akan hanya makan makanan sehat biar kamu kuat ditubuhku berapapun angka mu, aku hanya perlu berhati-hati dalam beraktivitas biar tidak ada pendarahan dan terbentur.
Maafkan aku selama ini paksain kamu dengan racun obat menyakiti dirimu buat naik.
Maafkan aku badanku sudah bikin kalian kesakitan dan lemah dengan racun obat.
Dan kasihku meluluhkan cinta mu akan diriku, perlahan tapi pasti kita saling menyatu, Kamu semakin mencintai ku dengan membuat dirimu perlahan naik keposisi normal. Kita saling jatuh cinta… Ah… Aku sayang kamu trombosit ku😘
Kita sudah melewain suka suka bersama.
Aku mencintai semua anggota tubuhku…. Kita sudah berjalan bersama selama ini… Terima kasih cinta sudah kuat bertahan dengan segala racun obat membuat kalian semua bekerja sangat keras untuk kuat. Love you badanku 😘
😘.
Catatan surat cinta alay buat sicantik trombosit Dan apresiasi buat badan sendiri 😁
😁.
Setia pada perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar.
(Aku selalu setia pada angka dibawah normal trombosit ku sampai Tuhan mempercayakan angka besar trombosit buat diriku).
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22).
Sambungan cerita semalam y 😁
😁
😁, awal kena itp pada 12 nov 2016 pada saat itu saya bangun mau sholat subuh saya kaget liat hidung saya berdarah, saya langsung bangunkan suami dan suami saya langsung kasihkan daun sirih untuk membantu agar darah tidak kluar dan setelah kurang lebih 3 menitan hidung saya tidak kluar darah lg, tp setelah saya liat didalam mulut saya ternyata gusi2 saya berdarah jg tp tidak saya hiraukan pikir saya mungkin siang akan hilang dan sayapun trus sholat dan masak untuk bekal anak sekolah. Setelah siang mau sholat zuhur dan waktu berwudu saya liat kok dikaki saya banyak bintik2 merah dan saya kumur2 ternyata gusi saya masih berdarah, trus saya truskan aj sholatny tp saya berfikir apa ini yg namanya dbd? Trus saya telponlah suami di kantor dan menceritakan kalau ada bintik2 merah dikaki dan gusi yg tidak berhenti berdarah, suami trus pulang dan membawa saya ke klinik untuk cek darah karena dia takut klu saya seperti kena DBD tp katanya kok mama tidak demam iy? Dan
😊
😊
😊 setelah di cek ternyata trombosit saya 6000 eh dokternya gk percaya saya disuruh cek lg alhasil di ambil darahny 2 x. Hdw ternyata teman2 hasil tidak berubah masih dengan trombosit 6000 dan dokter pun merujuk ke rs tepatnya rs ummi bengkulu. Hdw teman2 kayakny cerita saya ini panjang. Siap2 y kita sambung lg.Nah setiba di igd umi dikasihlah surat rujukan tadi dan dokter jaga pun tidak percaya akhirnya saya di ambil darah lg, rentang waktu jam 2 sampai jam 5 alhasil saya diambil darah sebanyak 3x
😕 . Oya teman2 hasilnya pun kluar dan ternyata trombosit saya turun 500 jd tinggal 5500. Dan saya pun disuruh nginap. Besoknya dicek lg hasilnya turun lg seribu, besok lg dicek turun lg seribu dan dokter internis nya pun merujuk saya ke rs pelni jakarta karena di bengkulu belum ada untuk tranfusi trombosit katany dan dokter hematologi jg tidak ada di bengkulu ku tercinta ini, setelah sampai di rs pelni ternyata dokter hematologiny pun tidak ada. Alhasil dokter internis yg menangani saya tp diany konsul ke dokter hematologi yg di rspad. Setelah 2 hari saya di tranfusi trombosit dan hasilny trombosit saya naik 3000 dan dokter melakukan cek ana tes ternyata negatif. Dokter mengatakan klu saya kena itp murni. Singkat cerita setelah nginap 12 malam di rs saya disuruh pulang dan kontrol lg 7 hari kedepan, setelah 7 hari sayapun kontrol dan saya membawa mp 3 x 16 mg sebanyak 14 hari kdepan. Singkat cerita saya buka2 internet dan saya ketemu Marisza Kardoba foundation disini saya dapat no wa mbak Endang dan dimasukkanny saya di grup LDHS Family, selama saya ada di grup LDHS fam saya banyak dapat ilmu dan motivasi dari teman2 walaupun saya cuma menyimak
😀
😀
😀 Sayangnya walaupun sudah tau LDHS tp belum saya jalankan. Alhasil setelah 14 hari yg katanya mau kontrol ternyata saya ngedrop trombosit saya tinggal 1000 padahal waktu itu saya pulang membawa trombosit 103ribu mungkin karena saya belum menjalankan LDHS. akibatny saya pendarahan di pipis, mimisan dan gusi berdarah. Dengan suami saya langsung di bawa ke igd rspad disini saya tranfusi trombosit 58 kantong rentang waktu 8 hari disingkat y. Akhirnya pulang setelah 12 malam 13 hari. Tp sebelum pulang ke bengkulu saya suruh suami untuk membeli kebutuhan untuk ber LDHS yg kira2 di bengkulu tidak ada, antara lain, beras hitam organik, EVCO, chia seeds, kacang almond, susu almond dllnya. Setelah sampai di bengkulu saya menjalankan LDHS dengan semua pilarny dengan semaksimal mungkin, disini dokter memberi saya oleh2 dengan danazol 200mg x 2. Mp 16mg x2 setelah 1 minggu saya kontrol ke rspad lg dan trombosit sayanaik menjadi 51 ribu dari 31rb, disini saya minta untuk kontrol dengan dokter internis di bengkulu aja tp masi konsul dengan dokter di rspad lewat wa. Disini saya yakin allah memberi jalan kesembuhan saya lewat Ber LDHS ini, di sini saya sangat2 berterima kasih kepada mbak Marisza Kardoba, mbak Endang dan teman2 di grup LDHS Family. Singkat cerita sudah 1 minggu lebih ini saya lepas obat. Terakhir cek tgl 5 april 2017 dengan trombosit 143rb. Alhamdulillah semangat trus berLDHS teman2.